Material
Pengertian Material :
Material adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Contoh Material:
Udara, Air, Manusia, Baja, Kayu, dan lain-lain.
Syarat sesuatu disebut material:
- Memiliki Masa
- Menempati Ruang
Struktur Mikro Material
makro : besar dari 0,1 mm (mampu dilihat kasat mata)
mikro : diperlukan alat pembesaran, tidak bisa dilihat dengan mata manusia ( kecil sama dengan 0,1 mm)
Struktur Mikromaterial adalah bagian penyusun dari suatu material yang berukuran mikro yang tidak dapat dilihat dengan mata secara langsung dan hanya bisa dilihat dengan alat bantu khusus untuk mengamatinya.
Struktur
mikro material terdiri dari :
1. Atom
Atom adalah bagian terkecil
dari suatu material yang tidak dapat di bagi dengan reaksi kimia biasa.
2. Sel satuan
Susunan dari atom atom yang
tersusun secara teratur serta memiliki pola berulang.
Di dalam sel satuan kita
mengetahui adanya APF ( Atomic Packing Factor ), yaitu
perbandingan volume atom dengan volume sel satuan.
Rumus untuk
mencari APF :
Sel satuan terbagi atas beberapa jenis :
a.
BCC (Body Centered Cubic)
Adanya pemusatan satu atom di
tengah-tengah kubus.
Jumlah atom (n) = (1/8) x 8 + 1 = 2
4R = a√3
a = (4/√3) R
APF (Atomic
Packing Factor)
Contoh materialnya : Besi, Krom,Molibdenum, Tangsten, Tantal.
b.
FCC (Face Centered Cubic)
Adanya pemusatan satu atom di
setiap sisi kubus.
Jumlah atom (n) = 1/8 x (8) + ½ x (6) = 4
4R = a√2
a = 4/√2 x R
APF (Atomic
Packing Factor)
Contoh
materialnya : Alumunium, Emas, Nikel, Perak, Platina, Tembaga, Timah
FCC
lebih lunak dari BCC, karena slip plane pada FCC rapat sehingga mudah untuk
terdeformasi
c.
HCP (Hexagonal Closed Package)
Sel Satuan HCP
Jumlah atom (n) = (3x1) + (12 x 1/6) + (2 x ½) = 6
Tinggi = 1,633 a
Luas alas = 6 x luas segitiga
= 6 x (1/2 a x a sin 60)
= 3a2 sin 60
Volume sel satuan = a x t
= 3a2 sin 60 x 1,633 a
= 4,24 a3 ; a = 2 R
= 4,24 (2R)3
= 33,94 R3
APF (Atomic
Packing Factor)
Contoh
Material : Kadmium, Kobalt, Seng, Titanium.
Jenis-jenis
Sel satuan :
3. Butir
Merupakan kumpulan dari sel satuan yang memiliki arah
dan orientasi sama dalam 2 dimensi.
Butir
4.Kristal
Merupakan kumpulan dari sel satuan yang memiliki arah
dan orientasi sama dalam 3 dimensi.
Kristal
Sifat-sifat Material
Sifat material
secara umum dapat diklasifikasikan seperti di bawah ini :
1. Sifat Fisik
Sifat yang telah ada pada material dan dapat diketahui secara langsung.
contoh : warna, massa jenis, dimensi, bau, dan lain-lain.
2. Sifat Kimia
Sifat material yang berhubungan dengan reaksi kimia,
contoh : reaksi
pembakaran,reaksi penggabungan, reaksi penguraian
3. Sifat Teknologi
Sifat material yang mampu untuk diproses.
contoh : mampu tempa. Mampu mesin.
4. Sifat
Termal
Sifat material yang dipengaruhi oleh temperatur.
contoh : konduktifitas termal, titik beku dan titik didih.
5. Sifat Optik
Sifat material yang berhubungan dengan pencahayaan,
contoh : pembiasan,
pemantulan, meneruskan cahaya
6. Sifat
Akustik
Sifat material yang berhubungan dengan bunyi
contoh : intesitas
bunyi, cepat rambat bunyi, kemampuan pantul bunyi
7. Sifat
Magnetik
Sifat material untuk merespon medan magnet.
a.
Diamagnetik
Tidak ada respon terhadap medan magnet
(kemampuan magnet kecil atau sama dengan nol) sehingga dianggap lemah.
contoh materialnya : kayu, air, tembaga,
merkuri,emas.
b.
Paramagnetik
Respon yang lemah terhadap medan magnet.
Contoh materialnya : alumunium, magnesium,
titanium.
c.
Ferromagnetik
Respon yang kuat terhadap medan magnet.
Contoh materialnya :
godolinium,besi,nikel.
Pada diamagnetik rentang kemagnetannya < 0, karena nilainya yang sangat
kecil, maka kemampuan respon terhadap medan magnetnya sangat kecil,sehingga
dianggap tidak ada atau di abaikan. Sehingga Diamagnetik bersifat nonmagnetik
(kemampuan merespon medan magnet sangat kecil sehingga bisa di abaikan).
8. Sifat
Mekanik
Sifat material yang telah ada pada material tetapi dapat diketahui dengan
memberikan pembebanan mekanik.
Adapun sifat mekanik pada material antara lain :
a. Kekerasan
Kemapuan material untuk
menahan deformasi plastis lokal akibat penetrasi di permukaan.
b.
Kekuatan
Kemapuan material untuk
menahan deformasi plastis secara menyeluruh sampai material tersebut patah.
Gambar kurva kekuatan
c.
Keuletan
Kemampuan material untuk menahan regangan plastis maksimum sampai material itu patah.
Gambar. kurva keuletan
d.
Kelentingan
Besarnya energi
yang diserap material sampai
pembebanan elastis dan bila gaya dihilangkan, material akan kembali ke bentuk
semula.
Gambar. kurva kelentingan
e.
Ketangguhan
Besarnya energi yang dapat diserap oleh
material sampai material tersebut patah.
Gambar. kurva ketangguhan
f.
Modulus
Elastisitas
Perbandingan
antara tegangan dan regangan pada daerah elastis yang menunjukkan derajat
kekakuan yang menyatakan tingkat kegetasan material.
Gambar. kurva modulus elastisitas
Cacat-cacat pada Material
Cacat pada material merupakan ketidaksempurnaan susunan atom pada material. Cacat pada material terbagi atas :
1. Cacat titik
Cacat titik adalah cacat berupa titik pada material dalam skala atomik.
Cacat titik
terbagi atas :
a. Vacancy (kekosongan),
cacat yang terjadi akibat adanya kekosongan atom dalam susunan atom.
b. Subtitusi/pergantian,
merupakan cacat yang terjadi akibat adanya pergantian atom pada susunan atom
c.
Intertisi
adalah merupakan cacat yang terjadi akibat adanya atom lain yang menyusup dalam
susunan atom. Intertisi terbagi atas:
· Self Intertisi, yaitu cacat akibat adanya atom
yang menyisip pada susunan atom yang berasal dari atom itu sendiri.
· Impurity, yaitu adanya atom asing yang menyusup
pada susunan atom yang bersifat mengganggu.
2. Cacat Garis/Dislokasi
Cacat garis adalah
ketidaksempurnaan pada susunan
material akibat kekosongan pada sebaris atom. Dislokasi
terbagi atas dislokasi sisi dan dislokasi ulir :
a.
Dislokasi sisi (Edge Dislocation), adalah
cacat garis yang arah pergerakan atomnya tegak lurus terhadap garis dislokasi. Kekosongan yang
terjadi akan membuat atom yang berdekatan saling berikatan.
Dislokasi sisi
b.
Dislokasi
Ulir (Screw Dislocation), yaitu cacat garis
yang arah pergerakan atomnya sejajar terhadap arah garis dislokasi dan membuat
susunan atom terpuntir. Penyebab susunan atom terpuntir karena adanya tegangan
sisa dan deformasi.
Dislokasi ulir
3. Cacat
Bidang
Cacat bidang yaitu
ketidaksempurnaan material pada sebidang struktur atom.
Contohnya;
a.
Twinning, merupakan
pergeseran pada sebidang atom yang diakibatkan oleh deformasi dan membentuk
sudut yang sama.
Cacat bidang Twinning
b.
Batas butir, merupakan pertemuan antara butir satu dengan butir
lainnya yang memiliki orientasi berbeda. Sudut batas butir meakin besar maka
cenderung untuk membentuk batas butir baru, sedangkan sudut batas butir kecil
cenderung untuk menyatu dan bertambah luas.
Cacat bidang batas
butir
4.
Cacat Ruang
Cacat
ruang adalah ketidaksempurnaan kristal pada seruang atom yaitu timbulnya rongga
antara kristal dan dapat dilihat secara langsung.
Contohnya :
Porositas, retak dan rongga
cacat ruang
Mekanisme Penguatan Material
Berhubungan dengan bagaimana
menghalangi pergerakan dislokasi. Jadi “…kunci dari mekanisme penguatan logam
ialah bagaimana menghalangi pergerakan dislokasi” (Gunawarman, 2013:62).
Dislokasi
tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat dihalang dengan pergerakan cacatnya. Pada
saat dideformasi , dislokasi akan menuju batas butir sehingga dapat dihambat
pergerakan cacatnya.
Jenis-jenis
mekanisme penguatan material :
1.
Penguatan
larut padat
Penguatan
logam dengan cara menambahkan sejumlah atom asing ke dalam sebuah gugusan atom
induk
Dengan
kata lain, Pernyataan larut padat disebut sebagai proses pemaduan dalam jumlah
tertentu, dimana semua unsur pemadu terlarut.
Contoh
: paduan antara
tembaga dan seng menghasilkan kuningan.
2.
Penguasa
fasa kedua
Fasa
kedua adalah senyawa baru, yang terjadi karena ikatan kimia antar
Fasa
kedua adalah senyawa baru yang terjadi karena ikatan kimia antara atom asing
(B) dan atom induk (A).
A+B à α + AxBy
Fasa
α disebut sebagai fasa utama yang merupakan
larut padat antara A dan B. Sementara AxBy merupakan fasa
kedua, fasa kedua ini bersifat keras dan getas. Fasa kedua terbentuk karena
pelarut dan zat terlarut telah melewati lewat jenuhnya untuk berikatan.
Penguatan
Fasa Kedua Pada Baja
Fe + C à α + Fe3C
Fasa
Sementit akan terbentuk jika kandungan karbonnya lebih dari 0,02%, jika berada
dibawah 0,02% maka akan termasuk besi murni.
3. Pengerasan
Presipitat
Pengerasan
melalui pembentukan partikel endapan fasa yang halus dan menyebar merata dalam
material.
Syarat
presipitat:
a.Mempunyai
fasa kedua
b.Fasa
kedua tersebut harus dapat dilarutkan seluruhnya menjadi fasa tunggal
4. Penguatan
Dispersi
Merupakan
penguatan logam dengan cara mendispersikan partikel keras dan halus secara
merata dalam logam.
Seperti penambahan Al2O3
pada Aluminium untuk menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi dari paduan
Aluminium biasa
5. Penguatan
dengan Penghalus Butir
Terjadi
melalui rekayasa struktur butir, semakin halus butir maka akan semakin banyak
batas butir semakin halus
a.
Penguatan
dengan penghalusan butir dengan pembekuan.
Cara
pertama pembekuan bisa dilakukan dengan celup cepat agar butir butir tidak
sempat mengembang.
Cara
kedua dengan penambahan benih pemicu nukleasi atau materi penghalusan butir,
Contoh
bibit penghalusan butir yaitu TiB2 pada aluminium dan titanium
b.
Penguatan
dengan penghalusan butir secara rekristalisasi
Logam
di deformasi kemudian dipanaskan pada temperatur rekristalisasi
Proses
deformasi untuk mengubah butir-butir logam dari bulat menjadi lonjong
Pemanasan
ini menyebabkan tumbuhnya butir baru berukuran kecil sehingga diperoleh
penghalusan butir
Trek
= C x Tm
C
= konstanta logam
Trek
= Temperatur rekristalisasi
Tm
= Temperatur melting
c. Penguatan
dengan penhalusan butir secara Deformasi Plastis
Deformasi
plastis menyeluruh adalah teknik baru menghasilkan logam berbutir halus
Teknik
untuk menghasilkan deformasi:
1. Equal
Channel Angle Extrusion (ECAE)atau Equal Channel Angle Pressing (ECAP)
Proses pemberian deformasi dengan cara melewatkan
spesimen dalam lorong berbentuk L, dengan adanya tekan dan tarik pada sudut L.
Prosesnya dilakukan secara berulang-ulang atau disebut juga dengan deformasi
plastis menyeluruh. Contoh material yang digunakan adalah material yang ulet.
2. High
Pressure Torsion (HPT)
Proses pemberian deformasi dengan cara
menekan spesimen dari atas dan memuntirnya dari bawah. Torsi yang biasa
digunakan pada saat memuntir tergantung dari kekerasan spesimennya.
3. Accumulative
Roll Bending (ARB)
Proses pemberian deformasi dengan cara
melewatkan spesimen pada sebuah rolling dan cetakan yang bertujuan untuk
mendeformasi secara menyeluruh sehingga akan terjadi penghalusan butir.
6.
Penguatan
Tekstur
Merupakan
metode penguatan dengan cara pengarahan orientasi butir logam ke arah tertentu.
Cara proses pengarahan tekstur :
a.
Pengerollan
dingin
Pengerolan
akan menyebabkan bidang dan arah kristal dari logam akan terarah sesuai
pengerolan
b.
Pembekuan
terarah
Pembekuan
terarah dilakukan dengan mengumpankan pelat penarik panas pada satu arah pada
saat pembekuan material
Orientasi
butir acak = anisotropi
Orientasi
butir terarah = isotropi
7.
Pengerasan
Regangan
Merupakan proses
pengerasan dengan memberikan regangan (deformasi plastis) pada logam. Untuk
masing-masing kenaikan regangan plastis, dibutuhkan tegangan yang lebih besar
untuk menggerakkan dislokasi dibandingkan sebelumnya karena dislokasi telah
banyak yang sampai ke batas butir. Ini berarti logam bertambah kekerasan dan
kekuatannya.
Garisnnya
melengkung karena pengaruh dari materialnya sendiri, yaitu karena komposisi
paduan yang tidak merata. Semakin kecil luas penampang, maka akan semaki kecil
juga Elongasinya.
Elongasi adalah
pertambahan panjang dari kondisi satu ke kondisi lainnya.
8.
Penguatan
Martensit
Merupan
proses pengerasan dengan cara membentuk fasa martensit.
Material
yang berfasa martensit harus mencapai fasa austenit terlebih dahulu dan adanya
unsur carbon di dalamnya. Sedangkan besi cor tidak bisa berfasa martensit
dikarenakan tidak terbentuk fasa austenit terlebih dahulu. Atom C yang terjebak
menimbulkan medan tegangan dan menjadi penghalang gerakan dislokasi, sehingga
menjadi susah untuk bergerak dan tidak sempat untuk berdifusi.